|164 Views | Rescue Stories
-Dengan-AED.jpg)
Pelatihan AED dan CPR di rumah membantu menyelamatkan nyawa seorang ayah
Di sebagian besar rumah liburan pribadi, Anda tidak akan menemukan alat Defibrilator Eksternal Otomatis (AED). Namun bagi keluarga Gina, memiliki AED membuat perbedaan besar pada suatu sore yang cerah.
Gina, seorang peneliti klinis berusia 32 tahun dari Jerman, dan temannya sedang mengunjungi orang tua Gina di rumah peristirahatan mereka di Turki pada bulan Juni 2017 ketika ayahnya, Markus, mulai menunjukkan tanda - tanda henti jantung mendadak (SCA).
“Dia sedang berada di luar bersama teman saya untuk menunjukkan robot kolam renang barunya ketika dia tiba - tiba meneriakkan nama saya. Ayah saya tidak lagi bisa berjalan dan lututnya lemah. Dia sangat pucat dan berkeringat,” kenang Gina.
Awalnya, Gina mengira ayahnya mengalami dehidrasi dan menyuruhnya duduk. Namun, ketika detak jantungnya melonjak mendekati 200 denyut per menit, dia menyadari bahwa Markus dalam masalah serius. Saat itu, matanya berputar kembali ke belakang, dan dia mulai mengeluarkan suara - suara aneh. Gina segera menginstruksikan temannya untuk mengambil AED dan menelepon ibunya untuk memanggil ambulans.
Markus, 67 tahun, memiliki riwayat masalah jantung, sehingga keluarganya memiliki AED di rumah. Gina juga telah menyelesaikan kursus tanggap darurat. Ketika ayahnya pingsan, pelatihannya mengambil alih. Dengan hati - hati ia membaringkan Markus, memeriksa denyut nadi dan pernapasannya, dan tidak menemukan adanya denyut nadi. Dia, bersama temannya, menempelkan bantalan AED ZOLL ke dada ayahnya. AED menyarankan CPR dan memberikan umpan balik saat ia dan ibunya bergantian melakukan kompresi, mendorong mereka untuk berusaha lebih keras agar dapat memberikan perawatan yang efektif.
“Ayah saya kembali setelah 45 kali kompresi, saya yakin. Saya tidak menghitungnya, meskipun rasanya seperti empat jam! Dia bertanya siapa saya, tetapi beberapa detik kemudian dia ingat bahwa saya adalah putrinya,” kata Gina.
Ketika ambulans tiba beberapa menit kemudian, Markus sudah dalam posisi pulih dan dapat berbicara.
Setelah pengalaman SCA-nya, Markus pulang ke Jerman dan memasang beberapa stent dan alat pacu jantung (ICD). Gina melaporkan bahwa dia sudah kembali ke kolam renang dan merasa lebih aman dari sebelumnya.
Bagaimana perasaan Gina, setelah menyelamatkan nyawa ayahnya? “Ini sangat istimewa jika terjadi di dalam keluarga Anda, saya yakin-tetapi saya tetap berharap hal ini tidak akan terjadi lagi!”
“Kami menghabiskan setiap momen sebagai sebuah keluarga untuk merayakan kebersamaan kami,” tambahnya.”
Baca juga : Golden Time dalam pertolongan korban henti jantung mendadak