|217 Views | Health Insights
.jpg)
Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar adalah serangkaian tindakan medis darurat yang dirancang untuk menjaga fungsi vital tubuh pada seseorang yang mengalami henti jantung, gangguan pernapasan, atau kondisi darurat medis lainnya. BLS bertujuan untuk mempertahankan sirkulasi darah dan pernapasan sampai bantuan medis lanjutan dapat diberikan. Dalam halaman Kementrian Kesehatan menjelaskan "Henti jantung dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan disebabkan oleh berbagai kondisi dan lingkungan yang beragam. Oleh karena itu, dibutuhkan serangkaian tindakan guna mencegah kematian yang diakibatkan oleh henti jantung." Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai BLS:
Komponen Utama BLS
-
Kompresi Dada : Dilakukan dengan menempatkan kedua tangan di tengah dada korban dan menekan keras dan cepat (5-6 cm dalam dengan kecepatan 100-120 kali per menit).
-
Bantuan Pernapasan : Dapat dilakukan melalui mulut ke mulut atau menggunakan alat bantuan pernapasan, memberikan dua napas setelah setiap 30 kompresi dada.
Penggunaan Automated External Defibrillator (AED)
-
Penempatan Pad AED : Pad ditempatkan di dada korban sesuai instruksi.
-
Analisis dan Kejutan : AED menganalisis irama jantung dan, jika perlu, memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung yang normal.
Menjaga Jalan Napas Terbuka
-
Teknik head tilt-chin lift atau jaw thrust digunakan untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat.
Langkah - Langkah BLS
Menilai Situasi dan Memastikan Keselamatan
-
Pastikan lingkungan aman untuk diri sendiri dan korban.
-
Cek respons korban dengan memanggil atau menggoyang lembut.
Memanggil Bantuan
-
Hubungi nomor darurat (seperti 911 atau 112) untuk meminta ambulans.
Pemeriksaan Jalan Napas, Pernapasan, dan Sirkulasi (ABCs)
-
A (Airway) : Buka jalan napas korban.
-
B (Breathing) : Periksa pernapasan korban.
-
C (Circulation) : Periksa denyut nadi atau tanda-tanda sirkulasi.
Melakukan Kompresi Dada dan Bantuan Pernapasan
-
Lakukan kompresi dada dan berikan napas bantuan jika diperlukan.
Menggunakan AED
-
Ikuti instruksi AED untuk menganalisis irama jantung dan memberikan kejutan jika diperlukan.
Melanjutkan BLS hingga Bantuan Medis Tiba atau Korban Merespons
-
Teruskan siklus 30 kompresi dan 2 napas hingga korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan atau bantuan medis tiba.
Pentingnya Pelatihan BLS
Meningkatkan Kesempatan Bertahan Hidup
-
RJP yang dilakukan segera dapat menggandakan atau melipatgandakan peluang korban untuk bertahan hidup.
Mengurangi Risiko Kerusakan Organ
-
Menjaga aliran darah dan oksigen ke organ vital mengurangi risiko kerusakan permanen.
Kesadaran dan Kesiapsiagaan
-
Pelatihan BLS meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.
Membangun Kepercayaan Diri dan Kepedulian Sosial
-
Keterampilan BLS memberikan kepercayaan diri untuk bertindak dalam situasi darurat dan mendorong rasa tanggung jawab sosial.
Jaringan Responden Darurat yang Lebih Luas
-
Masyarakat yang terlatih BLS menciptakan jaringan responden darurat yang lebih luas, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh layanan medis.
Keselamatan di Tempat Kerja dan Sekolah
-
Pelatihan BLS meningkatkan keselamatan di tempat kerja dan sekolah dengan memastikan ada orang yang mampu memberikan pertolongan pertama.
Pelatihan BLS
Pelatihan BLS biasanya mencakup pengajaran teori dan praktik langsung menggunakan manekin untuk memberikan pengalaman langsung dalam melakukan RJP. Pelatihan ini diberikan oleh lembaga kesehatan atau organisasi penyelamat seperti Palang Merah Indonesia, Heart Association, dan lainnya.
Kesimpulan
Basic Life Support adalah keterampilan yang sangat penting dan dapat menyelamatkan nyawa. Dengan pengetahuan dan pelatihan yang tepat, setiap orang dapat menjadi penyelamat dalam situasi darurat medis. BLS memberdayakan masyarakat untuk bertindak cepat dan efektif, meningkatkan keselamatan umum, dan mengurangi risiko kematian serta kerusakan organ pada korban henti jantung dan keadaan darurat lainnya.
Baca juga :