|282 Views | Health Insights
Peragaan CPR dengan manekin dan alat bantu
CPR adalah singkatan dari Cardio-Pulmonary Resuscitation atau Resusitasi Jantung Paru. Merupakan tindakan pertolongan pertama pada keadaan darurat yang dilakukan pada seseorang yang mengalami henti jantung atau berhenti bernapas. Tujuannya adalah untuk menjaga aliran darah yang penting ke otak dan organ vital lainnya sambil menunggu bantuan medis profesional tiba. CPR melibatkan kombinasi kompresi dada yang kuat dan bernapas mulut ke mulut atau menggunakan perangkat bantu seperti AED ( Automated External Defibrillator) untuk membantu memulihkan fungsi jantung dan paru-paru. Ini adalah keterampilan penting yang bisa menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat.
Terhentinya aliran darah atau pernapasan dapat menyebabkan hipoksia (kurangnya oksigen) dalam jaringan tubuh, termasuk otak. Hipoksia otak dapat menyebabkan kerusakan permanen dalam waktu yang sangat singkat. Diperkirakan bahwa setelah henti jantung atau berhenti bernapas, kerusakan otak dapat terjadi dalam waktu sekitar 4 - 6 menit tanpa tindakan CPR yang kuat.
Pemberian CPR yang tepat dan cepat dapat mempertahankan aliran darah yang mengandung oksigen ke otak dan organ vital lainnya, memberikan waktu berharga untuk tindakan medis lebih lanjut. Ini memperpanjang jendela waktu di mana seseorang dapat pulih tanpa kerusakan otak yang permanen. Oleh karena itu, pelatihan dan pengetahuan tentang CPR sangat penting bagi semua orang agar siap bertindak dalam situasi darurat yang mengancam nyawa.
Hal Penting untuk Diperhatikan:
- Kompresi yang Cukup Kuat: Pastikan untuk memberikan kompresi dada dengan cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
- Frekuensi dan Kedalaman Kompresi: Komunikasi dengan disponsori American Heart Association (AHA) merekomendasikan frekuensi kompresi sekitar 100 hingga 120 kompresi per menit.
- Pelatihan: Sangat penting untuk memiliki pelatihan CPR yang memadai untuk memahami teknik yang benar dan mempraktikkannya secara efektif dalam situasi darurat.
