|40 Views | Health Insights

Kasus Pelari Kolaps dan Henti Jantung di Indonesia 2024: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Lari adalah olahraga yang simpel, menyenangkan, dan menyehatkan. Tapi di tahun 2024, Indonesia dikejutkan dengan serangkaian kasus pelari kolaps dan henti jantung yang terjadi di berbagai event lomba lari. Insiden ini menyadarkan kita semua: bahwa olahraga, sekecil apa pun risikonya, tetap memerlukan persiapan dan sistem keselamatan yang serius.
Kasus Pelari Kolaps di Event Lari 2024
Salah satu kasus yang menyita perhatian publik adalah insiden di Makassar Half Marathon, 2 Juni 2024. Seorang pelari bernama Andi Pallawagau Galigo (42) kolaps di kilometer 5,68 dan dinyatakan meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit. Dugaan sementara menunjukkan penyebabnya adalah henti jantung mendadak.
Sumber : Detik.com – Pelari Makassar Meninggal Dunia
Kasus ini bukan yang pertama, dan bisa jadi bukan yang terakhir jika tidak ada tindakan nyata untuk mencegahnya
Mengapa Pelari Bisa Mengalami Henti Jantung?
Banyak orang menganggap bahwa lari adalah olahraga aman untuk semua usia. Namun dalam beberapa kasus, pelari mengalami serangan jantung mendadak karena kondisi tubuh yang tidak disadari atau dipaksakan. Berikut beberapa faktor pemicu:
-
Dehidrasi – kekurangan cairan bisa memicu ketidakseimbangan elektrolit
-
Overtraining – latihan berlebihan tanpa istirahat yang cukup
-
Riwayat penyakit jantung tersembunyi – yang tak terdeteksi karena jarang medical check-up
-
Tidak melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum race
Cara Mencegah Pelari Kolaps Saat Lomba
Agar kejadian serupa tidak terulang, berikut langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh para ahli dan komunitas lari:
1. Medical Check-up Rutin
Sebelum mengikuti lomba, pelari disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan jantung, termasuk EKG jika memungkinkan. Ini penting untuk mendeteksi potensi risiko seperti aritmia atau kelainan jantung bawaan.
2. Hidrasi yang Cukup
Pastikan tubuh terhidrasi sebelum, selama, dan setelah lomba. Dehidrasi dapat memicu gangguan irama jantung dan memperbesar risiko kolaps.
3. Istirahat yang Cukup dan Dengarkan Tubuh
Jangan memaksakan diri saat tubuh memberi sinyal lelah, pusing, atau nyeri dada. Keselamatan lebih penting dari pencapaian waktu.
4. Penyediaan AED di Lokasi Lomba
AED (Automated External Defibrillator) terbukti dapat menyelamatkan nyawa jika digunakan dalam 3 – 5 menit pertama setelah henti jantung. Sayangnya, belum semua event lari di Indonesia menyediakan AED secara memadai.
Kenapa Keselamatan Pelari Harus Jadi Prioritas?
Berlari memang mengejar finish line. Tapi jangan lupa, yang lebih penting dari finish time adalah lifetime. Karena itu, semua pihak harus terlibat:
-
Pelari: menjaga kesehatan & tidak memaksakan diri
-
Penyelenggara event: menyediakan tim medis, ambulans, dan AED
-
Komunitas & sponsor: mendorong edukasi dan awareness soal kesehatan jantung
Mari Tingkatkan Kesadaran Bersama
Bersama - sama, kita bisa menciptakan event lari yang lebih aman dan bertanggung jawab. Kamu bisa ikut berperan dengan: Membagikan artikel ini ke komunitas lari kamu, menandai penyelenggara event lari favoritmu.
Semoga insiden yang terjadi di tahun 2024 menjadi pelajaran berharga untuk kita semua, bahwa lari bukan hanya soal kecepatan, tapi juga soal kesiapan. Karena sehat itu bukan sekadar niat, tapi juga tanggung jawab.
Baca juga :
- AED Dengan Fitur Bahasa Indonesia - AED Vivest Powerbeat X3
- Menciptakan Lingkungan Aman untuk Jantung dengan AED
- Alasan AED Wajib ada di Event Maraton